Tuntunlah Kami, Hujan !!

Guyuran di shubu hari ini, bgtu menentramkan. Rintik, gerimis berlalu di ganti deras air langit.Terkadang kita tak mengerti ataupun tidak dapat memetik hikmah dari fenomena alam. terkadang juga, kita hanya mengganggap hal itu sebagai karunia bahkan, sebagai takdir Tuhan ketika fenomena itu mendatangkan musibah bagi kita. Terkadang munculnya fenomena alam, tak disertai dgn "kode - kode" alam lainnya. Jadi kita tak tahu bahkan Jadi kita tak tahu bahkan dikagetkan karena hal itu.
"Terdapat kebesaran dan kekuasaan Tuhan di alam raya bagi mereka yang menggunakan akal" Dibalik tempurung kepala, terdapat sebuah organisme sentral manusia, penggerak peradaban sekaligus perusak, yakni, otak. Kemampuan otak seseorang dpat mengenali atau "merabah" lalu menerima pancaran ilahi, jika didasari keyakinan dan diarahkan pada hukum penalaran yg benar. Namun sayang, benda itu hanya kerap menjadi aksesoris yg tersembunyi. Tersembunyi di balik indahnya paras.. Kenyamanan, kepongahan dan tentu rasa acuh, membuat benda itu sering kali menjadi "reserep" disaat kebuntuan tiba.Perihal hujan, bagaimana otak merensponnnya ? Saya berpendapat mnurut hasil pikir dri proses kerja otak, bahwa hujan merupakan suatu berkah, suatu metafor dari Maha kasih Maha Penyayang. Kasih dan Maha Pemberi. Suatu ungkapan cinta dari langit kepada bumi. Seseorang berkata, langit dan bumi menjalin hubungan dialektis penuh kasih sayang. "Disaat bumi membutuhkan air untuk penyejuk, maka langit menurunkan airnya" Jalaluddin Rumi. Adapun anggapan bahwa hujan merupakan musibah dan kemudian menimbulkan bencana alam, bagi saya, adalah asumsi awam serta cermin dari ketidakmampuan kita untuk mengenal "ayat - ayat" tuhan. Bencana alam (banjir, longsor dll) merupakan ulah tangan - tangan mereka yang tak berakal. Bencana alam adalah melanggar hukum keseimbangan alam semesta. Jika tak seimbang, maka jelas akan timpang. "Kerusakan di laut dan di bumi merupakan akibat dari ulah dan perbuatan tangan manusia". Ketika orang - orang susah untuk terlelap tidur, maka hujan turun menuntun dalam selimut kesejukan yang melelapkan. Saya yakin itu bukan bencana. *8 agustus 2014, ketika hujan turun*