Lontara dan Hening


Jarum jam perlahan berganti. Malam lepas mengundang hening, diantar puluhan bahkan ratusan tubuh tergeletak lemas, sambil sesekali merintih kesakitan. Ruang dengan kepengapan dan rasa letih, menyandra para penjaga. Disandra duka. Sedih menanti mereka, agar kembali pulih yang masih meringis kesakitan.
Entah,, sejak kapan bangunan ini ada dan kemudian menjadi sebuah ruang, tempat pesakitan, mengaduh akan sembuh pada Yang Esa dan tentunya pada bapak – ibu dokter.

Lontara tiga, sebuah ruang yang dihuni sedikit – banyak manusia yang menanggung derita. Diantara mereka yang masih setia atau iba, dan sabar meski dalam keadaan tersandra karena kesadaraan dan tanggung jawab yang mereka masih rasa. Rasa kemanusiaan.

Lontara Tiga dan Keheningan yang ku coba defenisikan, namun gagal jua.

** RS Wahidin Sudiro Husodo, 27 April 2014, sesaat setelah dia merintih**